PhotobucketSelamat Datang ^_^Photobucket

Friday, December 28, 2012

Sumpah Pemuda

imagae copy Sumpah ? Banyak pendapat mengenai arti dari kata tersebut, Sumpah pemuda merupakan bukti nyata bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928, bangsa indonesia dilahirkan, oleh sebab itu pada tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari jadi sumpah pemuda dan lahirnya bangsa indonesia, proses lahirnya bangsa indonesia ini banyak menemui lika-liku yang diplopori oleh para pejuang bangsa, ratusan tahun ditindas oleh sekutu dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ini yang kemudian menggerakkan hati para pemuda bangsa yang saat itu membulatkan tekad memperjuangkan harkat dan martabat masyarakat indonesia, tekat inilah yang kemudian menjadikan mesin penggerak didalam kelompok pemuda ini hingga pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa indonesia berhasil merebut kemerdekaannya, tepatnya 17 tahun kemudian setelah para pemuda bangsa membulatkan tekat untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa. Akan tetapi dibalik perjuangan para pemuda banyak terkemas tragedi-tragedi penting yang bisa menjadi pelajaran kepada kita masyarakat indonesia umumnya dan para pejuang DPR pada khususnya pada saat sekarang ini. Pada saat perumusan sumpah pemuda yang dipelopori oleh Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr.Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah (atau istilah yang kita kenal sekarang dengan sebutan ketua panitia) berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah pemuda tersebut awalnya dibacakan oleh Sugondo dan kemudian dipaparkan dengan panjang lebar oleh Moehammad Yamin. Dengan keyakinan dan tekad yang kuat pula Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda. Lahirnya Sumpah Pemuda melalui beberapa kali pertemuan rapat yang membahas faktor-foktor yang bisa mempersatukan bangsa, berikut beberapa rapat dari serangkaian rapat yang dianggap menghasilkan poin-poin penting bagi lahirnya sumpah pemuda, Rapat perdana dari perancangan sumpah pemuda ini diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond tepatnya di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

BK1 Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Sedang rapat kedua dari perumusan Sumpah Pemuda ini berlangsung di Gedung Oost Java Bioscoop yang sekarng menjadi Gedung Keramat 106 Jakarta yang membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. Rapat terakhir yang dianggap menghasilkan poin penting bertempat di Gedung Indonesisch Huis Kramat Pada rapat ini, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan. Dari rapat-rapat inilah akhirnya sumpah pemuda hadir ditengah-tengah kita untuk mempersatukan nusa, bangsa dan bahasa yaitu indonesia. Berkut hasil dari sumpah pemuda beserta mkna dan kandungannya : • Pertama, Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. • Kedoea, Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. • Ketiga, Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Demikian pernyataan isi "Sumpah Pemuda" sebelum menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan, dimana sejarah mencatat bahwa perubahan negeri ini banyak dipengaruhi oleh pemuda. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang kemudian dikenal sebagai momentum Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi sejarah dan juga sebuah bukti bahwa pemuda memiliki semangat yang tinggi dalam upaya perbaikan negerinya. Semangat baru ini dikobarkan para pemuda ditengah masa penjajahan. Dengan satu tujuan mencapai cita‐cita negara Indonesia yang berdaulat. Berbagai peristiwa mewarnai perjuangan mereka dan rela berkorban hanya untuk mengedepankan persatuan, kesatuan, dan tujujan kemerdekaan. Pada saat itu, orang berbicara tentang pentingnya kesatuan, karena melihat kondisi kehidupan masyarakat terpecah‐pecah oleh kolonialisme Belanda. Ketika akhirnya tebentuk negara Indonesia pada tahun 1945, dan pada masa pembentukan itu Indonesia mengalami krisis kesatuan dan kebangsaan. Era yang dalam bentangan sejarah disebut masa demokrasi‐liberal, yang ditandai dengan berbagai pemberontakan daerah dan mengakar kuatnya partai politik. Masa‐masa yang dilalui dari era demokrasi terpimpin, orde baru, hingga reformasi. Rentang waktu sejarah perjalanan bangsa indonesia sudah cukup panjang. Dan kini, kita sebagai generasi penerus perlu merenungi kembali makna sumpah pemuda dengan jiwa dan semangat kebangsaan serta keinginan bersatu yang tinggi. Tapi apakah ikatan kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini perlu jadi renungan para tokoh bangsa. Ketika tanah air ini aman‐aman saja, apakah semangat nasional jadi luntur, semangat kebangsaan ikut memudar ? Pada kenyataanya, banyak kaum muda saat ini yang mencoreng dirinya sendiri sebagai generasi penerus bangsa sebagai sosok yang tidak berguna dengan pergaulan yang dilarang dalam agama dan hukum, seperti pecandu narkoba, dan bertindak semaunya tanpa berfikir rasional. Banyak alasan yang mereka kemukakan sebagai pembelaan diri, tetapi sebagai kaum pemuda yang menjadi harapan bangsa harus selalu melihat kedepan dengan segala kemampuanya berusaha dengan sebaik mungkin dan menjadi kebanggaan baik didalam keluarga atau masyarakat, juga mengabdi kepada agama dan bangsa. Demokrasi yang kita jalani sekarang bisa memberikan berbagai dampak positif dan negatif, apabila tak diikuti dengan kesadaran semangat kebangsaan yang tinggi, tentu saja demokratisasi tidak membuat kita terpecah. Semangat dan jiwa Sumpah Pemuda perlu digelorakan kembali dalam jiwa kaum muda sekarang. Masa depan bangsa ini terletak pada etos kerja dan semangat kaum muda. Dalam sejarah bangsa manapun di dunia, kaum muda tetap menduduki posisi penting pada setiap perubahan.

bung-karno (1) Sumpah Pemuda berkumandang, gelora dan semangat kaum muda dituntut di masa sekarang, dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi bangsa dan mensejaterakan rakyat Indonesia. Bangkit dan Berjuanglah Pemuda Pemudi Indonesia Saat ini kita bisa merasakan kebebasan bernegara sesuai dengan aturan undang-undang negara yang berlaku, bukan aturan yang dibuat sekutu ! Perayaan lahirnya sumpah pemuda menuai banyak versi baru dari tahun ke tahunnya seperti yang diberitakan tidak lama ini di koran harian baru DIY-JATENG tribun jogja “ Lembaga independen yang bergerak di bidang seni dan komunitas, Hysteria, yang berulang tahun ke-8 mengadakan berbagai acara pada 21-28 Oktober di beberapa lokasi. Acara itu bertajuk ”Ngumpulke 28 Balung Pisah” (Mengumpulkan 28 Tulang Belulang yang berserakan). Pegiat Hysteria Ahmad Khairudin mengatakan, pemilihan angka 28 sebagai angka yg merujuk pada lahirnya sumpah pemuda. Sebagaimana diketahui, gagasan sumpah pemuda lahir pada tanggal 28 Oktober tahun 1928 dalam Kongres Pemuda kedua hasil inisiasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia.” (jogja.tribunnews.com). Perayaan hari lahirnya sumpah pemuda sering kali dipadukan dengan budaya dimana perayaan tersebut dirayakan, seperti di ibu kota perayaan hari sumpah pemuda yang jatuh pada hari libur Minggu 28 Oktober 2012 semakin memeriahkan acara yang menampilkan Kirab budaya diikuti oleh 10.200 peserta yang sengaja digelar untuk memperingati hari sumpah pemuda. Kirab menampilkan kebudayaan dari berbagai daerah baik tradisional maupun kontemporer (http://foto.detik.com). “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961), seuntai kata yang mengisyaratkan kepada generasi penerus bangsa dijaman setelahnya untuk sejenak melihat kebelakang mengenai pengorbanan para pahlawan bangsa yang rela mengorbankan segenap kehidupannya untuk kebebasan anak cucu setelahnya untuk sekali-kali tidak menjumpai zaman seperti yang dijumpainya, dengan tekad yang kuat dan persatuan yang kokoh para pejuang bangsa melangkahkan kakinya menuju medan perang tanpa tau setelah itu akan terjadi apa dengan kehidupannya, hidup dan mati sudah menjadi pilihan dalam medan tersebut, sebuah pengorbanan yang sulit untuk kita jumpai pada masa orde baru sekarang ini berbagai tauran antar antar masyarakat bahkan antar pelajar sangat sering terjadi, pelajar yang sebenarnya menjadi bibit unggul yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa dewasa ini malah berperan sebaliknya menjadi pencoreng nama bangsa dimata dunia, hampir disetiap tahunnya media massa mempublikasikan kekerasan yang terjadi diindonesia yang tidak lain memberitakan tentang perkelahian antar saudara sendiri, seperti yang terlihat beberapa bulan yang lalu dibidang olahraga, sering sekali Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) diancam oleh FIFA karna sering kali disetiap laga pertandingan besar terjadi kericuhan antar suporter yang membela klub masing-masing, disini sudah sangat jelas sekali terlihat individualisme dari masyarakat indonesia, dimana rasa nasionalisme pemuda saat ini ? bukan hanya itu persoalan lebih besar lagi timbul dari protector-protector bangsa yang sebenarnya bertugas mengayomi dan memberikan panutan yang baik bagi masyarakat sehingga bangsa ini lebih maju lagi, akan tetapi mereka mencoreng mukanya sendiri dengan banyak kecurangan yang terjadi sehingga tidak kemajuan yang didapatkan oleh negara ini akan tetapi keterpurukan, sekali lagi dimana penghargaan kepada para pahlawan bangsa yang suda memperjuangkan negeri ini ? merupakan persoalan berat yang diemban oleh negara ini untuk membebaskan diri dari banyak kecurangan yang terjadi. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno), kata ini merupakan kunci jawaban dari persoalan yang terjadi ditengah lika-liku yang terjadi di negara ini, dari pidato bung karno diatas yang mengatakan “berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” melambangkan bagaimana seorang pemuda pada saat ini bersemangat untuk bisa memegang dunia membawa nama bangsa dan bisa memberikan pengaruh besar terhadap dunia, pertanyaan terlontar sekali lagi dari setiap kita yang sadar akan pengorbanan pahlawan bangsa, apakah pemuda sekarang bisa disamakan dengan pemuda-pemuda bangsa yang dulu membebaskan kita dari sekutu ? Kembali ke dalam diri masing-masing pemuda yang mempunyai suara hati untuk membangun bangsa, karna disetiap pemuda jikalau mengetahui sesuatu yang luar biasa tersembunyi dari dalam dirinya akan segera mencari tau apakah itu ! Oleh karna pentingnya mengetahui pengorbanan pahlawan bangsa yang melahirkan salah satunya yaitu lahirnya sempah pemuda maka disetiap instansi mulai dari tingkat SD, SMP, SMA sampai dengan perguruan tinggi memberikan pembelajaran mengenai hal tersebut bertujuan supaya generasi bangsa bisa sadar dari manakah kebebasan yang dirasakan sekarang ini. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa peran sejarah sangatlah baik sebagai rujukan semangat kita para pemuda bangsa untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya bangsa yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa, tidak hanya menjadi mata pelajaran atau mata kuliah pelengkap akan tetapi dibalik itu kita bisa mendapatkan pencerahan mengenai semngat bersosialisasi kepada sesama sehingga bangsa indonesia bisa menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lain seperti pertama lahirnya dulu.


 Referensi :

 

  • Bulletin, 2008. “Sumpah Pemuda dan Kebangsaan Kita”, Bulletin tFC. 
  • Yon noroyono, 2012.”Berbudaya satu, Budaya Indonesia”
  • Rusli Kustiaman Iskandar, SH., MH, 2003. “Menuju Demokratisasi Pemilihan Presiden”

0 comments:

Post a Comment